Sekian lama Science Two Famz tidak berbagi cerita pada kalian semua. Padahal, sangat banyaaaaak sekali banget cerita-cerita menarik, seru, lucu, dan berbagai emosi lainnya di keseharian kami. Mungkin, karena kami terlalu sering belajar ya *benerinkerah*
Mari sejenak kita tinggalkan "
Kali ini, kami mau berbagi cerita tentang Study Tour ke Yogyakarta yang dilaksanakan pada 19 Maret sampai 22 Maret kemarin. Moment 4 hari kemarin, kalau mengutip kata-kata Mario Teguh; "Super!" kalau mengutip kata-kata Cherybell; "Istimewa" kalau mengutip kata-kata guru biologi kami tercinta; "logikanya dipake!" *brbrollingdikotakpasir* *skip*
Tanggal 19-20 Maret
Kami start di belakang sekolah kebanggaan kami, SMAN 4 Tangerang. Pukul 2 siang (atau sore?) kami sudah harus berkumpul disana. Saat kami datang, sudah terdapat jejeran bis yang siap memulai perjalanan panjang kami. Science Two Famz nggak sebis, pemirsa. Kami dipecah menjadi 2 bis.
Tujuan pertama kami adalah dataran tinggi Dieng, yang berada di daerah Wonosobo. Perjalanan menuju dataran tinggi Dieng nggak bisa ditempuh menggunakan bis yang kami tumpangi. Jadi, kami transit ke bis tipe elf, yang di dalamnya hanya mampu memuat sekitar sepuluh orang saja.
Dan... waw! Medan tempuhnya ekstrim sekali. Jalannya yang menanjak dan berkelak-kelok, ditambah cuaca yang tak mendukung -hujan dan berkabut- bisa membuat produksi adrenalin dalam tubuh siapa saja meningkat.
Di Dieng, lokasi pertama yang kami kunjungi yaitu Candi Arjuna. Pemandangannya indah disini. Suhu disini, berkisar antara 15-20 derajat Celcius. Jadi... ya jangan ditanya. D-i-n-g-i-n...
Selesai kunjungan kami ke Candi Arjuna, kami beranjak ke Kawah Dieng. Bau belerangnya menyengat sekali disini. Semacam telur busuk aromanya. Tapi, ngga kalah dingin disini. Asap-asap putih keluar dari kawah yang masing-masing memiliki nama dan ceritanya tersendiri.
Kemudian, lokasi berikutnya adalah Telaga Warna. Pemandangan disini juga nggak kalah bagus. Disini, terdapat legenda atau mitos atau kepercayaan masyarakat daerah ini mengenai "anak berambut gimbal". Yang konon, sebelum rambut gimbalnya dipotong, si "anak berambut gimbal" memiliki bermacam-macam permintaan yang kadang di luar logika. Selain harus menjalani sejumlah ritual sebelum pemotongan, permintaan si anak harus dipenuhi. Yang kalau tidak, konon si anak bisa... mati? Percaya nggak percaya sih ya.
Usai mengunjungi lokasi-lokasi di dataran tinggi Dieng, kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Prayogo, tempat kami bermalam.
Akhirnya sampai! Sebagian memilih langsung tidur di kamar masing-masing. Kurang lebih 24 jam di bis, itu capek, permisa. Tapi, sebagian lagi, yang memiliki jiwa-jiwa petualang, yang nggak tahu deh mereka dapat energi sekuat itu darimana, langsung beranjak dari hotel dan menghabiskan malam mereka di alun-alun kota Yogyakarta. Pikiran "kapan lagi ke Yogyakarta" mereka mungkin ya yang menghasilkan energi yang nggak habis-habis itu.
Tanggal 21 Maret
Hari ketiga kami di Kota Yogyakarta!
Pada hari tersebut, kami melakukan kunjungan ke beberapa kampus. Ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Disana kami diberi penjelasan seputar kampus-kampus tersebut, baik jurusan-jurusan, fasilitas, biaya, jalur masuk dan sebagainya. Sangat bermanfaat! Tapi... jujur ya... sedikit ngebosenin juga sih -__-
Perjalanan dilanjutkan. Rombongan bis langsung melesat ke Pantai Parangtritis. Sebagian (atau semuanya?) nggak sabaaaaar ingin cepat-cepat tiba disana.
Rencana awal, kami akan disini hingga petang untuk menyaksikan sunset. Tapi, karena keterbatasan waktu, rencana pun gagal. Cukup menyenangkan ya menit-menit berada disini.
Jalan-jalan kami hari ini belum selesai, pemirsaaaa. Dari Pantai Parangtritis kami menuju Malioboro. Belanja, belanja, belanjaaa.
Menyusuri jalan di Malioboro, yang kanan dan kirinya terdapat pedagang-pedagang yang menjajakan benda-benda khas kota pelajar ini, waw. Sungguh moment yang nggak bisa didapatkan di Tangerang. Bersama teman-teman seperjuangan, atau bahkan pacar. Jangan envy ya, pemirsa.
Puas berbelanjaria, kami kembali ke Hotel Prayogo.
Malam terakhir di Yogyakarta. Kembali, kami menghabiskan malam di alun-alun kota Yogyakarta. Menikmati malam terakhir berada disini. Ada perasaan senang, dan sedih juga tentu.
Senang. Akhirnya, bakalan ketemu keluarga atau pacar yang berada di Tangerang.
Sedih. Tentu saja. Kapan lagi moment-moment kebersamaan disini akan terulang lagi?
Tanggal 22 Maret
Time is up! Waktunya pulang...
Eits! Perjalanan kami belum benar-benar berakhir loh. Tujuan kami sebelum pulang yaitu Keraton Yogyakarta dan Baturraden.
Seperti hari-hari sebelumnya, kami berangkat pukul 7 pagi -walaupun nggak bisa dibilang "pukul 7 pagi" sih ya.
Di Keraton Yogyakarta, kami dipandu oleh guide yang memakai pakaian khas Jawa. Waw! Siapa sangka? Mereka semua fasih berbahasa inggris loh.
Sebelum meneruskan perjalanan ke Baturraden, kami mampir ke toko oleh-oleh. Yang banyak diburu, pastilah... bakphia pathuk khas Yogyakarta!
Puas belanja oleh-oleh, perjalanan menuju Baturraden pun dilanjutkan. Saat itu, sudah tengah hari dan lokasi masih jauh. Jadilah, kami sampai di tempat tujuan sore hari menjelang petang. Yaa... sekitar jam 5 sore. View disana... amazing! Indah banget. Bagus banget! Tapi sayangnya, karena udah sore, wahana-wahana di Baturraden sudah tutup semua.
Ada cerita menarik di Baturraden ini, pemirsa. Iya, me-na-rik. Kami ulangi sekali lagi, MENARIK. Oke, ini berlebihan.
Jadi, begini ceritanya. Diawali dengan kami sampai di tempat terlalu sore. Kemudian, kami diberi batas waktu sampai kira-kira jam 7 malam harus sudah berkumpul di bis masing-masing. Tapi ternyata, ada kumpulan orang, yang nggak tahu deh apa jalan pikiran mereka, mereka naik ke atas gunung. Di Baturraden ini terdapat tempat yang bernama Pancuran Telu dan Pancuran Pitu, yang letaknya di atas, jalan ke arah gunung. Nah, niat mereka sebelumnya mau ke situ, pemirsa. Yang dipertanyakan, mereka nggak sadar waktu itu jam berapa?! Nggak tahu waktu itu hari apa?! Nggak punya otak ya?! Jomblo ya?! Stres ngerjain rangkuman ya?! Maaf emosi. Sabar... sabar...
Waktu maghrib menjelang, tersesatlah mereka di hutan itu akhirnya. Itu diketahui, karena saat semua sudah berkumpul di bis masing-masing, mereka tak kunjung kembali. Jadi, mereka hilang...
Paniklah kami semua (biasa aja sih sebenernya). Mengingat, malam itu adalah malam jum'at, yang berarti hari ini kamis. Dan sebelumnya adalah rabu. Yang setelahnya adalah jum'at. Lalu, lenapa jadi ngomongin hari? *Fokus* *Fokus*
Kurang lebih 2 jam kami semua menunggu pencarian orang-orang tersebut. Padahal, dijadwalkan kami kembali ke Tangerang pukul 7 malam. Kami dan rekan-rekan yang lain, sudah kesal sekali waktu itu. Kalau mereka sudah kembali, rasanya mau kami lempar dengan duit-duit logam dan berlembar-lembar uang berwarna merah bertuliskan "seratus ribu rupiah". Maaf, udah nggak jaman melempar menggunakan batu dan benda-benda tajam lain.
Akhirnya, mereka ditemukan selamat. Mereka yang tergabung dalam kumpulan-orang-yang-hilang-di-Baturraden pun telah kembali ke bis mereka masing-masing. Tentu saja, "nyanyian" merdu dari para penghuni bis yang mereka tumpangi tak bisa dicegah. Bagaimana tidak? Mereka menghambat perjalanan. Selain itu, bukankah bahaya berjalan-jalan dalam hutan yang gelap dan dipenuhi kabut tanpa orang yang tahu persis tempat tersebut? Bagaimana kalau tiba-tiba ada hewan buas, seperti singa? Atau macan? Dan macan tersebut membuat sebuah trio, lalu menyanyikan lagu iwak peyek? *Fokus* *Fokus*
Panjang cerita, setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan menuju Tangerang.
Belasan jam kami tempuh, akhirnya sampai juga di Tangerang. Nice trip! Ya, lumayan lah bagi sebagian orang ☺ Ini ada beberapa komentar dari Science Two Famz yang ikut study tour :
"Seru! Menyebalkan! Jail! Modus!" - PGI2 (Persatuan Gepeng Ipa2)
"Nggak seru!" - Yemi Novalita
"Kurang asik!" - Diki Robi
"Seru banget!" - Atikah Azzahra
Nah, itu tadi pendapat dari beberapa anak Science Two Famz tentang Study Tour ke Yogyakarta ☺
Ini dia foto-foto para penghuni Science Two Famz :











Tidak ada komentar:
Posting Komentar